Pengelolaan Pangan Nasional
Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXIV tahun 2016 dengan tema Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya Lokal di Era Perubahan Iklim.
Hadir dalam acara tersebut, Wagub DIY, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Kepala Balai Besar POM Yogyakarta, dan tamu undangan lain.
Sebagaimana diketahui, pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 27 UUD 1945 dan Deklarasi Roma (1996).
Ada beberapa hal yang penting berkaitan dengan pangan, yaitu :
1. Ketahanan Pangan
Yaitu ketersediaan pangan dan ?kemampuan untuk mengaksesnya. Ketersediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun kandungan gizinya selalu menghadapi tantangan yaitu adanya fluktuasi harga. Karena sangat dipengaruhi oleh pasokan/distribusinya. Maka pemerintah melakukan pengembangan usaha pangan dengan membentuk kelompok tani.
2. Kedaulatan Pangan
Terkait dengan kemampuan memenuhi hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai budaya lokal yang ada.
Disamping 2 hal penting tersebut masih ada masalah lain yaitu perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi ketersediaan pangan.
Maka Wagub DIY dalam sambutannya berharap agar rangkaian acara peringatan HPS ini dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat tentang pola konsumsi pangan yang beranekaragam, aman dan sehat yang berasal dari sumber daya lokal.
Kepala BKPP selaku Ketua Panitia HPS DIY, melaporkan bahwa rangkaian kegiatan HPS berlangsung 2-4 September 2016. Dengan beragam acara, diantaranya lomba cipta menu, festival pangan lokal, pameran dan bazar.
Selain pembukaan secara resmi acara peringatan HPS oleh Wagub DIY, juga dilakukan penyerahan penghargaan pemenang Adi Karya Pangan Nusantara yang terdiri dari 9 kategori.
Acara diakhiri dengan kunjungan Wagub beserta tamu undangan ke stand-stand pameran yang ada. nier
Tim Verifikasi PKK Menilai Dua Program Unggulan di DIYSelasa (31/08) Wakil Gubernur DIY menerima kedatangan tim verifikasi dalam rangka lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat? (BBGRM) tingkat nasional?di Ndalem Ageng, Komplek Kepatihan, Yogyakarta. Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY, Gubernur DIY berharap verifikasi dilaksanakan sesuai dengan profil yang telah dikirimkan. ?Apapun hasilnya nanti akan kami jadikan sebagai motivasi untuk terus bisa meningkatkan kegiatan dalam rangka BBGRM selanjutnya?, ungkap Wakil Gubernur DIY. Kedatangan tim verifikasi juga diharapkan bisa semakin memotivasi stakeholder terutama jajaran PKK, SKPD terkait, maupun seluruh masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan. Kedatangan rombongan Tim Verifikasi BBGRM Tingkat Nasional di DIY dipimpin langsung oleh Erni Tjahjo Kumolo selaku Ketua Umum Tim Penggerak (TP)-PKK. Erni menyampaikan apresiasinya bagi Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang telah berupaya keras sehingga mampu mewakili DIY dalam lomba PKK tingkat nasional. ?Adanya lomba seperti ini diharapkan meningkatkan daya guna PKK bagi kesejahteraan masyarakat. Kamai juga berharap adanya pembinaan berkelanjutan dan terus dikembangkan, bukan hanya saat lomba saja?, Erni menegaskan. Sementara itu, GKBRAy ?Paku Alam X selaku Wakil Ketua I Tim penggerak PKK DIY?mengungkapkan terimakasihnya kepada tim penggerak PKK?di semua tingkatan di DIY atas kinerjanya. Pemanfaatan hasil Taman Obat Keluarga (TOGA) di Harjobinangun, Pakem, Sleman?dan program Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) di Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta?adalah bukti bahwa PKK telah didukung oleh RT/RW, Pemerintah Desa, Kecamatan, Pemerintah Kabupaten/Kota, bahkan oleh swasta. Acara kemudian dilanjutkan dengan berkenalan dan pemberian kenang-kenangan dari TP-PKK DIY kepada Tim Verifikasi. Selanjutnya, TP-PKK DIY mengantarkan tim verifikasi menuju dua lokasi yang akan diverifikasi. (ALH) Wakil Gubernur Minta Industri Mebel dan Craft Ingat Kebutuhan LokalPada 2 Mei 2015 lalu HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) resmi didirikan. Adanya HIMKI tersebut menjadi angin segar bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia. Seperti layaknya organisasi lain, HIMKI yang masih tergolong baru juga membutuhkan para pengurus, termasuk di tingkat daerah. Bertempat di Hotel New Saphir, Yogyakarta pada Rabu (31/08/2016) dilangsungkan kegiatan pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HIMKI Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang diawali dengan pembacaan Surat Keputusan mengenai pengangkatan pengurus baru tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Hadir pula Wakil Ketua DPRD DIY, Ketua Umum DPP HIMKI, dan SKPD DIY terkait. Pengukuhan pengurus DPD HIMKI DIY dilakukan oleh Ketua Umum DPP HIMKI, Ir. Sunoto. Sedangkan KGPAA Paku Alam X berkesempatan untuk menyematkan pin tugas kepada ketua DPD HIMKI DIY, Dr. Timbul Raharjo, M. Hum. Setelah prosesi penyematan selesai, Bendera Pataka diserahkan secara simbolis oleh Ketua Umum DPP HIMKI kepada Ketua DPD HIMKI DIY. Sunoto dalam sambutannya terlebih dahulu mengapresisasi kegigihan Wakil Gubernur DIY dalam mendukung industri mebel dan craft. Menurutnya untuk menumbuhkan dunia craft terdapat dua hal yang harus dilakukan, yakni press down hambatan yang ada dan push up hal-hal yang menunjang perkembangan. ?Bagi pengurus DPD DIY, harus banyak bersyukur. Dalam bekerja pun semangat kesetaraan dimaknai dengan benar, spirit dan kinerja adalah sama. Jabatan yang ada hanyalah sebuah struktur organisasi untuk membuat keberhasilan bersama?, tambah Sunoto. Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY. Paku Alam X mengharapkan agar organisasi yang baru dilantik dapat membawa organisasi yang inspiratif dan akomodatif. Menurutnya itu dapat terwujud dengan mengembangkan kerjasama yang serasi dan mendorong kesetaraan. Namun Paku Alam X juga memberikan catatannya mengenai spirit pelaku industri mebel dan kerajinan DIY. ?Semangat mengejar karya berdaya saing internasional memang bagus. Namun bagaimana nasib para konsumen lokal yang selalu kesusahan jika mencari produk bagus? Karena selama ini banyak toko yang memprioritaskan target ekspor, sehingga terkesan melupakan orang sendiri. Sebaiknya ini yang dibenahi.?, tandas Paku Alam X. Setelah mendengarkan sambutan-sambutan, hadirin diajak untuk memanjatkan doa guna keberhasilan organisasi. Selanjutnya kegiatan tersebut diakhiri dengan ramah tamah dan makan siang bersama. (ANR) Gubernur DIY Melantik Anggota Parampara PrajaSebagai tindak lanjut penerapan Perdais (Peraturan Daerah Istimewa) Nomor 3 Tahun 2015 atas dibentuknya Sekretariat Parampara Praja, hari ini Gubernur DIY melaksanakan pelantikan anggota Parampara Praja. Acara yang diseelenggarakan di Bangsal Kepatihan tersebut didasarkan pada Keputusan Gubernur Nomor 172/Kep/2016 Tentang Penetapan Anggota Parampara Praja. Anggota Parampara Praja yang dilantik untuk masa bakti 2016-2021 diantaranya adalah Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, Prof. Dr. dr. Soetaryo, Sp. A(K), Prof. Dr. AM Hermin Kusmayati, S. ST., S.U., Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M. Ec., Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Suyitno, S.H., M.S., GKR Mangkubumi, dan GPH Wijoyo Harimurti. Delapan anggota Parampara Praja ini dianggap sebagai orang-orang yang sudah sampai pada tataran yang ?melampaui? dirinya, dan telah melakukan banyak hal berarti untuk masyarakat. Dalam sambutannya, Gubernur DIY menyampaikan beberapa pesan penuh makna kepada Anggota Parampara Praja, diantaranya ?Penghargaan atas Keistimewaan DIY tidak cukup hanya dengan merawat kenangan, berpangku tangan sambal bernostalgia, tetapi harus membangkitkan semangat untuk cancut taliwanda-golong-gilig-saiyeg-saeka-kapti membangun kesejatian Jogja istimewa agar tercapai kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat?. Gubernur DIY berharap anggota Parampara Praja berfokus pada intangible characteristic, pengutamaan nilai-nilai untuk menginspirasi ke arah perubahan mindset PNS dari pola pemerintahan yang biasa ke pola yang istimewa. ?Perubahan karakter tersebut untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana membumikan Budaya Yogyakarta menjadi pedoman sikap dan tindakan PNS yang diwujudkan dalam kemampuan berinovasi, kecepatan responsif terhadap lingkungan strategis, dan peningkatan pelayanan masyarakat.?, Gubernur DIY melanjutkan. Inovasi, inisiatif, dan kemauan besar untuk maju pada PNS nantinya akan menggeser pola ?nengga dawuh? yang sering terdengar di lingkaran birokrasi. Gubernur DIY juga menekankan agar anggota Parampara Praja mampu menginspirasi birokrat dengan mengaktualisasikan nilai-nilai filosofis budaya Yogyakarta. Hamemayu-hayuning-bawana,? Manunggaling Kawula Gusti, Catur Gatra Tunggal, maupun filosofi lainnya perlu diterjemahkan dalam bentuk riil pada berbagai sikap dan tindakan PNS Pemda DIY. Harapan Gubernur DIY kepada Parampara Praja agar mampu mengakselerasi kinerja PNS agar ?Jogja Istimewa? bukan sekadar wacana, tetapi realita yang berwujud nyata. ?Akhirnya, Saya ucapkan Selamat bekerja dan mengabdi!?, pungkas Gubernur DIY. Acara yang dihadiri oleh Pimpinan DPRD dan anggota FKPD, Wakil Gubernur DIY, Kepala Perwakilan BI, Kerabat Kraton Ngayogyakarta dan Pura Pakualaman, serta Pejabat dan Kepala SKPD Pemda DIY ini dilanjutkan dengan ramah tamah. Anggota Parampara Praja yang telah dilantik kemudian diajak meninjau langsung ruang kerjanya di Komplek Kepatihan. (ALH) Pemda Jawa Barat Pelajari Otonomi Daerah DIYPemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta menerima kunjungan dari peserta Diklat Pimpinan tingkat III Provinsi Jawa Barat di Radyo Suyoso Kepatihan Yogyakarta, Selasa (30/08). Kunjungan ini dalam rangka benchmarking ke beberapa lokus daerah di Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Badan Diklat Provinsi Jawa Barat H. Danny Sudrajat SH, MM beserta rombongan yang berjumlah 40 orang dari berbagai OPD, para perwakilan dari kepala SKPD Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Gubernur DIY yang diwakilkan oleh Asisten Administrasi Umum Dra. Kristiana Swasti M.Si. Menurut ketua rombongan, H. Danny, mengatakan maksud dari kunjungan Pemda Jawa Barat ke Pemda DIY adalah untuk membekali kemampuan mengadopsi hal-hal yang berkaitan dengan keunggulan-keunggulan DIY. Selain itu juga mampu menerapkan berbagai inovasi yang dilakukan oleh Pemda DIY untuk kelangsungan masyarakat Jawa Barat dengan kebudayaan yang berbeda. Sementara itu, Pemda DIY menyambut baik atas kunjungan yang dilakukan oleh Pemda Jawa Barat. Dalam sambutan Gubernur DIY secara tertulis yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum mengatakan bahwa, ?Kebudayaan yang dianut oleh Yogyakarta adalah budaya kedamaian, dalam hal ini diharapkan terlaksananya pelayanan pemerintahan yang handal, efisien, dan transparan dalam kerangka otonomi daerah.?, ujar Kristiana Swasti. Selain itu Kristina Swasti juga mengatakan Pemda DIY bersifat pengatur dan pengendali daripada sebagai pelaksana langsung suatu urusan dan layanan. Jika suatu urusan yang dapat diselenggarakan sendiri oleh masyarakat namun tetap dilaksanakan oleh Pemda maka akan menimbulkan ketergantungan kepada Pemda, sehingga realitas serta inovasi semangat masyarakat atau individu menjadi lemah. Dalam hal ini, Pemda hanya memberikan peluang kepada masyarakat untuk bersama-sama memikul suatu tanggung jawab dengan cara memberi kesempatan kepada masyarakat berupa koordinasi serta fasilitas yang memadai. Acara penerimaan kunjungan ini ditutup dengan bertukar cinderamata yang kemudian dilanjutkan kunjungan peserta Diklatpim?ke tiga lokus yang menjadi tujuan benchmarking.?(veh) |