Studi Banding Provinsi Gorontalo ke DIY
Daerah Istimewa Yogyakarta dipandang sebagai Daerah yang dianggap? telah berhasil melaksanakan sistem perencanaan dan pengembangan money follow program serta memiliki sumber daya aparatur yang memadai. Karenanya Pemda Gorontalo yang dipimpin oleh Gubernur Drs. H Rusli Habibi mengadakan studi banding ke Pemda DIY. Pada kesempatan itu rombongan yang berjumlah 37 orang tersebut ?diterima oleh Sultan Hamengku Buwono X di Ruang Kerjanya Gedung Willis Kepatihan Yogyakarta, Kamis (28/07).
Didampingi oleh PJ. Sekretaris Daerah DIY, Ir. Rani Sjamsinarsi, MT dan Kepala Bappeda, Drs. Tavip Agus Rayanto, MSi, Sultan menyambut baik kehadiran rombongan dan memberikan support untuk? Pemda Gorontalo agar berkreativitas ?dan berinovasi dalam sistim manajemennya. Selain itu tidak perlu takut menghadapi tantangan? untuk melakukan perubahan, karena hal itu merupakan ?pembelajaran, walupun benturan, kesalahpahamam dalam mengkoordinasikan? antara SKPD akan selalu ada. Dalam membangun visi yang sama. Konsistensi ?antara manajemen satu dengan yang lainnya diperlukan karena akan berkaitan dan makin kualitatif. Dengan demikian akan tahu jalan yang terbaik itu akan seperti apa.. Hal ini sikap pimpimpinan SKPD yang mau dan siap untuk berubah merupakan fondasi yang tidak mudah tandasnya.
Point penting lain yang disampaikan Gubernur DIY adalah perlunya kedisiplinan dalam perencanaan maupun pengelolaan anggaran, bagaimana evaluasi secara periodik di lapangan, baik proyeknya maupun keuangannya. Hal ini memerlukan kesabaran dan disiplin semua pihak.
Menurutnya, tidak hanya secara aspek teknis, namun mengubah ?paradigma tersebut yang sebetulnya merupakan tugas yang sangat melelahkan.
Sementara itu Kepala Bappeda DIY dalam paparannya menyampaikan mengenai, dua hal yang menjadi core kompetensinya Bappeda yaitu core kompetensi perencanaan dan terkait bagaimana mengendalikan perencanaan di dalam pelaksanaannya.
Rombongan yang terdiri dari Asisten dan beberapa Kepala Dinas, Bappeda serta instansi Provinsi Gorontalo tersebut dalam mengakhiri studi bandingnya berniat akan mengaplikasikannya ?apa yang telah dilakukan oleh DIY dan yang terbaik untuk diterapkan di daerahnya. (teb)
Yogyakarta Menjadi Pembuka Lawatan Sejarah Nasional XIV"Tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, dan tidak ada kekuatan tanpa persatuan.?, demikian kalimat Panglima Besar Jenderal Soedirman saat berpidato kepada pasukannya 9 April 1946. Jenderal Soedirman tercatat sebagai jenderal termuda di republik ini. Nama pahlawan yang lahir 100 tahun yang lalu ini begitu populer sebagai seorang pejuang yang tulus mengabdikan hidupnya untuk Indonesia. Atas berbagai pengabdian dan perjuangan tulus yang dilakukan beliau, tahun ini Lawatan Sejarah Nasional (LASENAS) digelar dengan tema ?Satu Abad Jenderal Soedirman; Memperkokoh Karakter Bangsa?. Yogyakarta menjadi daerah pertama dalam rangkaian kegiatan ini. Acara pembukaan LASENAS pun digelar pada Senin (25/07) di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta. Dalam sambutan tertulis Gubernur DIY yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY, disebutkan bahwa sekalipun seorang jenderal, tetapi hati dan penampilan Jenderal Soedirman wajar-wajar saja, tertib, tetap santun dan bersahaja. Sebagai komandan, ia bukan disimbolkan oleh tanda pangkat, bintang atau tanda jasa, namun ditandai dengan semangat dan nurani yang tajam sebagai pejuang. Karakter kepemimpinan Jenderal Soedirman sudah sepantasnya menjadi cermin dan teladan bagi bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. ?Melalui LASENAS yang mengangkat tema ketokohan Jenderal Soedirman, Saya berharap Adik-adik dan para peserta LASENAS dapat meneladani kemudian menyampaikan kepada lingkungan sekitarnya mengenai kepemimpinan beliau sebagai perekat persatuan dan kesatuan serta menerapkan simbol-simbol untuk meneguhkan identitas dan rasa kebangsaan Indonesia?, demikian diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Sementara itu, dalam sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan oleh ?Direktur Sejarah, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa sejarah setidaknya memiliki tiga fungsi: pengingat, pengikat, dan penyemangat. ?Melawat ke tempat-tempat bersejarah pada dasarnya merekatkan simpul-simpul keindonesiaan, baik simpul sejarah maupun budaya, yang beriorientasi pada nilai-nilai perjuangan dan persatuan untuk memperkokoh integrasi bangsa. Kegiatan seperti ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan keteladanan kepada peserta LASENAS yang merupakan perwakilan siswa-siswa SMA dari seluruh provinsi di Indonesia. Dalam acara pembukaan LASENAS yang dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Bappenas, perwakilan Forkompimda, dan keluarga Jenderal Soedirman ini juga dilakukan penyematan tanda peserta dan saling bertukar cinderamata oleh Wakil Gubernur DIY. (alh) Ikhtiar Menyatukan Hubungan Vertikal dan HorizontalSesungguhnya missi kita dalam kehidupan ini dapat diibaratkan sebagai ikhtiar menyatukan hubungan vertical dan horizontal, vertical berpasrah diri dalam keharibaan Nya, dan horizontal dalam bergaul bermasyarakat serta beramal kepada sesama, hubungan vertical menjadi ukuran tingkat kesalehan spiritrual seseorang, sedang hubungan horizontal antar manusia, menunjuk pada kesalehan social, demikian sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X dalam Pengarahan dan Pelepasan Calon Jemaah Haji DIY Tahun 1437 H / 2016 M, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Senin (25/7). Lebih lanjut dikatakan Kedua hubungan itu berada pada posisi yang sama, seimbang, selaras agar kedua arah tersebut dapat tercapai sehingga dapat menyatukan kesalehan spiritual dengan kesalehan social, namun dengan keterbatasan sebagai manusia ada kalanya salah satu arah tersebut berjalan tidak seimbang. ?Harmonisasi diantara keduanya, secara spiritual kita saleh, mengapa menyatukan kesalehan spiritual dan social itu perlu, karena akir-akir ini justru kesalehan sudah terlalu banyak dipoles oleh hal-hal yang bersifat ritual seremonial belaka? pesan Sultan. Seorang haji sesungguhnya termasuk orang-orang yang terpilih atau Satriya Piniji, maka misi seorang Haji atau Hajah adalah mampu menegakakan perputaran arah vertical agar berdampak terjadinya putaran horizontal dalam kecepatan yang sama, artinya amal saleh dengan menunaikan ibadah haji itu hendaknya diteguhkan menjadi komitmen dalam kehidupan social kemasyarakatan. Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY Prof.DR.H.Nizar Ali, M.Ag melaporkan, bahwa sampai saat ini calon jemaah haji DIY Waiting List (masa tunggu) sampai dengan tahun 2034. Tahun 2016 ini Jamaah Calon Haji DIY sejumlah 2.469 calon haji dan 19 petugas haji daerah, hingga keseluruhan berjumlah 2.488 orang, terdiri dari 1.171 laki-laki dan 1.317 perempuan, dengan didampingi 35 orang petugas kloter yang masing-masin kloter 5 petugas, terdiri dari kesehatan, para medis dan ibadah haji terbagi dalam 7 kloter, yakni kloter 23 sec hingga kloter 29 soc, dan mualai masuk asraha haji Donohudan mulai tanggal 17 hingga 19 Agustus2016. Dari sejumlah itu, M Ardita Yudana merupakan calon jamaah haji termuda 19 tahun 2 bulan,dari Kabupaten Bantul, dan calon jamaah haji tertua Wiryo Wijoyo berusia 86 tahun 7 bulan dari Kabupaten Gunungkidul. Sementara Amirul Haj (Pemimpin Rombongan Haji) DIY, Kepala Biro Administrasi Pembangunan DIY, Drs. Tri Mulyono, MM, dalam pamitan Jemaah calon haji DIY mohon doa restu, agar para calon haji mendapatkan predikat Haji Mabrur, dan dapat berkontribusi dalam pembangunan DIY, selanjutnya Wagub menyerahkan Pataka Pemda DIY kepada Amirul Haj Hadir anggota Forkompimda DIY, perwakilan dari Kabupaten/Kota se DIY, pejabat instansi vertical terkait, dan diakiri jabat tangan Jemaah calon haji kepada Wagub DIY, didampingi Ka Kanwil Kemenag DIY. (ip) Gubernur DIY Lepas Kontingen PWI DIY ke Ajang PORWANAS 2016Bertempat di Bangsal Kepatihan, Gubernur DIY Hamengku Buwono X melepas Kontingen PWI DIY untuk mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Nasional (PORWANAS) XII di Jawa Barat, Rabu (21/7). Dalam sambutannya, Gubernur mengutip sebuah pepatah Latin ?Mens sana in corpore sano? yang direlevansikan dengan sebaris lagu Indonesia Raya ?Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya?. Semangat yang terkandung dalam pepatah dan baris lagu tersebut, harus dimiliki oleh para insan media dan wartawan. Sebab, hanya dengan kondisi badan yang sehat dan jiwa yang kuat, akan lahirkan inspirasi yang jernih, untuk kemudian diekspresikan ke dalam karya tulis yang objektif, berimbang, tanpa pretensi negatif, serta bersih dari beragam kepentingan. ?Dari wartawan yang sehat, lahir berita dan artikel yang hebat?, ungkapnya. PORWANAS sebagai salah satu sarana pemassalan olahraga, merupakan ajang pemanduan sekaligus pembibitan bakat guna membentuk atlet-atlet berprestasi. Selain tentunya sebagai media untuk mempererat rasa persahabatan antar wartawan. Oleh karena itu, Sultan berpesan kepada seluruh atlet wartawan yang akan berlaga di ajang PORWANAS, untuk mengukir prestasi terbaiknya dalam bingkai semangat sportivitas yang tinggi, dan juga suasana persahabatan yang hangat. Pada kesempatan yang sama, Sihono HT selaku Ketua PWI DIY juga menekankan akan pentingnya memegang teguh prinsip kejujuran dan profesionalitas dalam bertanding. ?Perolehan medali hanya bonus, kejujuran itu yang utama. Kontingen PWI DIY harus bisa menjadi contoh?, tegasnya. PORWANAS XII di Jawa Barat pada 25 - 30 Juli 2016 mendatang, akan memperebutkan total 33 medali emas dari 10 cabang olahraga. Ditambah 3 (tiga) macam lomba lagi yang mensyaratkan uji kompetensi bagi wartawan, yaitu lomba karya tulis jurnalistik, lomba foto jurnalistik, dan lomba reportase radio. (Rn) Beksan Tari Golek Ayun-ayun Awali Rangkain Syawwalan Gubernur di KPKebersamaan tidak bisa dibangun oleh kerumunan orang yang saling menyalahkan. Karena ketidak hati-hatian untuk menafsir informasi? tanpa disadari rekonfirmasi yang benar itulah yang disebut kultural. Dan setiap anak rentan terhadap kesalahan. Oleh karena itu orang terbaik ketika bersalah? adalah mereka-mereka yang mau bertaubat? secepatnya. Hal demikian dikemukakan Gubernur DIY Sri Sultan HB X ?yang didampingi Wakil Gubernur DIY Paku Alam X pada ?safari silaturahmi sawwalan halal bihalalnya dengan Bupati Kulon Progo dr. H. Hasto Wardoro.Sp O (G) beserta istri Wakil Bupati Drs.H.Sutejo juga beserta istri ?Jajaran Pejabat Pemerintah, Pengusaha, BUMD, Camat,Kepala Desa,Kepala Sekolah dan BPD se Kabupaten Kulon Progo ?seluruhnya berjumlah 1400 orang tadi pagi (Selasa,19/07) di Gedung Kesenian Gawok Wates Kulon Progo. Sementara itu Bupati Kulon ?Progo dr. H. Hasto Wardoro.Sp O (G) ucapan selamat datang dan ikror sawwalannya ?Idhul Fitri 1437 Hijrah menyatakan atas nama pimpinan, masyarakat Kulon ?Progo dan yang dituakan masyarakat Kulon Progo menghaturkan? Selamat Idul Fitri 1437 H? ?Taqabbalallahu minna wa minkum, Taqabbalallahu ya karrim? Mohon maaf Lahir dan Batin. Selain itu keberhasilan Pembangunan di kabupaten Kulon Progo dapat terlaksana karena di dukung oleh seluruh lapisan masyarakat dan keharmonisan kerukunan inter umat beragama, antar umat beragama di Kabupaten Kulon Progo meskipun demikian pasti masih terdapat kekurangan,namun ?pelaksanaan pembangunan di Kulon Progo sesuai dengan rencana dan peraturan yang digariskan. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka kemiskinan dan kemandian Kabupaten Kulon Progo? khususnya di bidang perekonomian dengan? gerakan bela dan beli Kulon Progo . Kemandian tersebut juga dibuktikan telah berhasil?? mewujudkan ketersedian air minum kemasan AIRKU, Batik Geblek Renteng, Jam tangan merk JK dari samigaluh, ?Berasku seluruhnya ?Produk Kulon Progo, Kemandirian ketersedian Raskin yang semula? dari luar Kulon Progo saat ini? disediakan? oleh Kulon Progo dengan Rasda dan? hal tersebut telah diakui oleh BULOG dan bahan pangan lainnya dari Kulon Progo. Rangkaian? Halal Bihalal Gubernur dan Wakil Gubernur DIY dengan Jajaran Pemerintah kabupaten dan masyarakat Kulonprogo diawai dengan suguhan tari selamat dating Golek ayun-ayun oleh seniman seniwati Kulonprogo dan diakhiri dengan jabat tangan Bupati dan Wakil Bupati? Kulon Porgo kepada Gubernur dan Wakil Gubernur dan selanjutnya diikuti seluruh hadirin. (Krn) |