Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) ke-28
Jika biasanya sebuah pembukaan acara disimbolkan dengan pemukulan gong atau pemotongan pita, namun berbeda halnya dengan pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) ke-28. Kali ini Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka kegiatan tahunan tersebut dengan meniup terompet yang kemudian diikuti oleh penonton.
Acara pembukaan yang digelar di Titik Nol Km Yogyakarta pada Selasa (23/08/2016) tersebut dihadiri oleh Direktur Kesenian Kemendikbud RI, Prof. Dr. Endang Caturwati, MS. Hadir pula Bupati Gianyar Bali dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Belitung Timur, Louksumawe, Kuningan, Sintang Kalimantan Barat, serta dari DIY sendiri.
Dalam hal ini Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono, M.Pd. selaku kepala dari dinas penyelenggara agenda ini menegaskan pentingnya untuk menguatkan bangsa dengan landasan budaya. Umar juga mengatakan adanya kebersamaan dan kehadiran Dinas Kebudayaan lain dari luar DIY dapat menjadi spirit untuk memperkokoh keutuhan NKRI. ?Ini juga dapat memperkuat semangat merah putih dan kebhinnekaan tunggal ika?, tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Kesenian Kemendikbud. Endang menyatakan bahwa Yogyakarta menjadi pusat budaya nyata di Indonesia. Menurutnya berbagai seni lokal hingga internasional banyak diangakat di Yogyakarta. ?Maka saya berharap semoga FKY dapat menjadi tontonan, tuntunan, dan tatanan bagi masyarakat?, imbuh Endang dalam sambutannya.
Sementara itu Gubernur DIY menyambut baik kegiatan yang bertemakan ?Masa Depan, Hari Ini Dulu? tersebut. Sultan menilai dengan adanya open call berupa film indi, video mapping, dan lain sebagainya merupakan pemilihan tepat guna menjaring seniman muda di era sekarang. Melalui tema yang diangkat, Sultan juga mengaitkan dengan dengan posisi Jogja saat ini guna kebaikan masa depan. Menurutnya Yogyakarta telah berada dalam posisi yang semestinya dalam hal pengilhaman kebudayaan. ?Disini diajarkan tentang Agama Ageming Aji, tentunya ini untuk keunggulan lokal. Sebab bahasa budaya juga merupakan bahasa rakyat untuk mengaktualisasi kesejahteraan?, ungkap Gubernur DIY.
Setelah peniupan terompet tanda dibukanya FKY ke-28 tahun 2016, penonton disuguhkan dengan iring-iringan pawai dari penggiat kebudayaan. Sebelum 38 kontingen pawai tiba di depan panggung kehormatan, Kemincis Art Dance membuka penampilan dengan Tarian Wanodya Tama yang terinspirasi dari Beksan Golek Menak Putri. (anr)
Pemda DIY Mengapresiasi Pegiat dan Pelestari Seni dan BudayaNama-nama besar dalam seni dan budaya seperti Emha Ainun Najib (Cak Nun), Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ (Romo Sindhu), Drs. RM. Singgih Sanjaya, M. Hum., Soenarto Pramirohardjono, dan Yosep Anggi Noen disebutkan satu persatu di Bangsal Kepatihan Senin (22/08/2016) malam. Mereka adalah penerima apresiasi dari Pemda DIY dalam acara Pemberian Penghargaan Bagi Pegiat Seni dan Pelestari Budaya ?di DIY. Acara yang digagas oleh Dinas Kebudayaan DIY ini mengklasifikasikan pegiat dan pelestari penerima penghargaan ke dalam tiga kategori: seniman dan budayawan, cagar budaya, serta adat/tradisi. Drs. Umar Priyono,? M.Pd. selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY melaporkan bahwa acara rutin yang digelar pada tahun 2016 ini adalah wujud perhatian sederhana Pemda DIY kepada para pegiat dan pelestari yang telah memberi warna kuat bagi nuansa budaya di DIY. Selain itu, institusi yang berikhtiyar dengan baik dalam pelestarian seni dan budaya juga mendapat perhatian dari tim penilai. Selain nama-nama seniman/budayawan yang relatif populer, Gubernur DIY juga menyerahkan secara langsung apresiasi kepada para pelestari adat/tradisi seperti Ki Sungkowo Harumbrojo, R. Ngabehi Noto Pandoyo, Paguyuban Sekar Jagad, Upacara Adat Prosesi Kirab Siwur, dan Upacara Adat Ki Tunggul Wulung. Berikutnya, penghargaan pelestari cagar budaya diserahkan kepada Moetaryanto Purwoaminoto, Wingnyo Santoso, Pemkab Gunungkidul, PT KAI Daop VI, dan Komunitas Lawang Pethuk. Gubernur DIY merasa bangga atas apa yang dilakukan oleh para pegiat dan pelestari seni dan budaya. ?Mereka adalah orang-orang yang melakukan olah-kultural, bekerja keras dan ulet secara diam-diam atas kemampuan sendiri, yang dihidupi hanya oleh rasa cinta budaya sendiri dan dorongan naluri. Sekaligus membuktikan kebenaran konsep pelestarian berbasis masyarakat?, ungkap Gubernur DIY dalam sambutannya. Gubernur DIY juga berharap, agar setiap acara penghargaan seperti ini sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai bentuk penyadaran akan arti pentingnya pelestarian budaya. Selain itu, momentum ini diharapkan dapat dijadikan perenungan atas jati diri kita sebagai bangsa. ?Dengan perenungan seperti itulah, hendaknya kita selalu berusaha meningkatkan kualitas budaya kita, dengan memberinya roh baru, suntikan spirit baru, guna menghidup-hidupkan Yogyakarta sebagai kota budaya dengan misi dan atribut kultural yang disandangnya?, demikan disampaikan Gubernur DIY sebelum menutup sambutannya. Acara yang diakhiri dengan tarian cantrik ini dihadiri oleh Perwakilan Forkompimda DIY, Kepala SKPD, seniman, budayawan, dan tokoh-tokoh yang selama ini aktif berkecimpung dalam seni dan budaya. (alh) Lima Stand Terbaik Diumumkan Dalam Penutupan Pameran PembangunanSejak dibuka pada 18 agustus 2016 oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Pameran Pembangunan 2016 ramai dipadati pengunjung. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari tersebut resmi ditutup hari ini, senin 22 agustus 2016 di Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) DIY, Drs. Totok Prianamto dalam laporannya menyebutkan terdapat 45 stand, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, Dharma Wanita, PKK, dan instansi lain. Selain membuka stand informasi, beberapa peserta pameran juga membuka klinik konsultasi kejiwaan, cek golongan darah dan donor darah. Terdapat pula stand yang melayani pengurusan pajak dan pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM) A dan C. ?total pengunjung yang memanfaatkan pelayanan perpanjangan SIM A ada 44 pemohon, SIM C 98 pemohon, Pendonor darah terdapat 111 orang. Begitu pula terdapat 79 wajib pajak yang membayarkan kewajiban pajaknya, total terkumpul Rp 22.867.800,00?, ungkap Totok. Acara penutupan pameran pembangunan 2016 ini dilanjutkan dengan sambutan dan penutupan secara resmi oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X. Dalam hal ini diwakilkan oleh Drs. Bayu Haryana, M.Si. selaku Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan. Dalam sambutan yang dibacakan Bayu, Sultan mengucapkan kepada seluruh instansi yang ikut memeriahkan pameran tersebut. Menurutnya dengan pameran pembangunan ini dapat meningkatkan perekonomian dan membuka adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat luas. Kepentingannya bagi instansi pemerintah adalah untuk mengedukasi serta mengevaluasi tugas pemerintah baik yang sedang maupun yang sudah dilakukan. Dalam sambutan Gubernur DIY juga disebutkan bahwa dengan adanya pameran pembangunan ini dapat merangsang dan memacu laju pembangunan di DIY. Tentunya itu dengan semangat persatuan dan kesatuan yang tinggi. ?harapan saya, tahun depan jumlah stand ditingkatkan dengan mengundang pengusaha dan UMKM yang ada di DIY, sehingga dapat menjadi momentum yang menyejahterakan rakyat?, Tandas Bayu membacakan sambutan Gubernur DIY. Yang menarik dalam penutupan kali ini adalah adanya pemberian hadiah bagi pemenang stand terbaik. Setidaknya terdapat lima pemenang mulai dari juara 1, 2, 3, harapan 1, dan harapan 2. Mereka adalah Stand Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Opak Progo sebagai juara pertama, Stand Kanwil Kemenkumham DIY sebagai juara 2, dilanjutkan juara 3 oleh Stand BNNP DIY. Sedangkan juara harapan 1 dan harapan 2 diterima oleh Stand BPAD dan Stand Taman Nasioanl Gunung Merapi. (anr) 4.000 Bendera Berkibar di Alun-alun Utara Cetak Rekor MuriKantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta bekerjasama dengan Pemda DIY dan didukung oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY mengadakan kegiatan Parade Merah Putih di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Event yang dilaksanakan?pada Minggu (21/08)? mulai pukul 08.00 WIB ini dihelat?dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-71, HUT Bank Indonesia (BI) ke-63, dan HUT Gerakan Pramuka ke-55. Arief Budi Santoso selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, mengawali sambutan dengan menyampaikan tujuan kegiatan tersebut, yakni untuk menguatkan cinta masyarakat terhadap bangsa, produk dalam negeri dan mata uangnya. Selain itu, dengan adanya Parade Merah Putih dapat mengedukasi masyarakat pada umumnya dan pramuka pada khususnya mengenai tugas Bank Indonesia. Arief juga menambahkan, ?Tugas perbankan dalam pengembangan UMKM sebagai penyangga perekonomian daerah sekaligus menjaga stabilitas keuangan melalui pengendalian laju inflasi serta menyosialisasikan Gerakan Nasional non Tunai (GNNT), dan uang asli agar nantinya tidak tersebar uang palsu?. Acara ini merupakan upaya meningkatkan rasa kebangsaan melalui Parade Bendera Merah Putih, digabungkan dengan kegiatan HUT Bank Indonesia ke-63, dengan mengusung tema ?Kita Istimewa Cinta Indonesia ? Cinta Bangsa, Cinta Produk, Cinta Rupiah?. Mengenai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor? 2? tahun? 2009 Tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah menjadi dasar hukum koordinasi pelaksanaan kegiatan ?Aku Cinta Indonesia? ini. Gubernur DIY dalam sambutannya menyampaikan bahwa kata kunci menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi adalah dengan seleksi manajemen sehingga dapat memenangkan kompetisi. ?Konsekuensinya adalah membangun rantai nilai yang terintegrasi secara efisien sejak pengadaan material,? proses produksi, sampai barang jadi dan dikirim kepada konsumen dalam kualitas baik, sehingga memaksimalkan nilai hasilnya dalam keseluruhan proses?, tandasnya.?Gubernur DIY?menambahkan, meski sudah terlambat?DIY dapat mengawalinya dengan melakukan sinergi konsep pada setiap SKPD dan instansi vertikal di bawah kewenangan Sekretaris DIY. Parade Bendera Merah Putih diikuti oleh 4.000 anggota pramuka tingkat penggalang yang berasal dari seluruh DIY, dengan rute dimulai dari wilayah Kepatihan menuju Alun-Alun Utara yang dilanjutkan dengan pembentukan formasi bertuliskan ?Kita Istimewa Cinta Indonesia?. Dengan Parade ini diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air, serta dapat membentuk karakter bangsa yang positif sejak dini. Selain berjalan sambil membawa bendera merah putih dari Kepatihan menuju Alun-alun Utara, kegiatan tersebut juga diisi dengan penganugerahan rekor MURI. Dalam hal ini Pemda DIY menerima penghargaan dari MURI yakni pelaksanaan apel dengan mengibarkan bendera terbanyak. Beberapa pihak yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut antara lain Kepala SKPD di lingkungan Pemda DIY, anggota Pramuka tingkat penggalang dari seluruh DIY,? Bank Indonesia, Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD),?perusahaan telekomunikasi, UMKM binaan Bank Indonesia dan perbankan, serta UMKM Binaan Pemda DIY. (ay/skm ) Kemeriahan Pawai Pembangunan Tingkatkan Semangat Kerja Nyata? Rangkaian acara Peringatan HUT RI ke-71 masih berjalan. Kali ini pada sabtu (20/08/2016) dilangsungkan kegiatan pawai pembanguanan tahun 2016. Voorijder dari Polda DIY mengawal dan membuka jalan bagi peserta pawai. Kegiatan ini dihadiri oleh Ir. Gatot Saptadi sebagai pembina pawai selaku Asisten II Sekda DIY, jajaran Forkompimda, Kepala SKPD, dan tentunya masyarakat dari berbagai wilayah Yogyakarta. Barisan pawai dibuka dengan kemeriahan penampilan marching band AAU, dilanjutkan dengan barisan pembawa garuda Indonesia, pengibar bendera merah-putih, dan kelompok pawai lain. Rombongan pawai diarak dari Kantor Dinas Pariwisata DIY, Kantor DPRD DIY, dan Parkir Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Setiap kelompok peserta pawai diberi kesempatan menampilkan atraksinya di depan panggung kehormatan yang berada tepat di gerbang Istana Kepresidenan?Gedung Agung. Totok Prianamto selaku ketua pelaksana kegiatan dalam laporannya menyebutkan bahwa peserta pawai dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama kelompok baris-berbaris menampilkan 14 atraksi yang berbeda tema dengan jumlah 797 orang. Kelompok kedua kelompok atraksi seni budaya menampilkan 21 atraksi dengan tema berbeda jumlah 846 orang. Sedangkan kelompok ketiga merupakan kelompok mobil hias yang menampilkan 19 atraksi dengan peserta berjumlah 450 orang. Sehingga secara keseluruhan pawai kali ini dimeriahkan oleh 54 atraksi yang berbeda tema dengan jumlah peserta seluruhnya 2.093 orang. Penampilan atraksi yang dilakukan peserta pawai sangat beranekaragam, antara lain Sanggar R n B, menampilkan tarian dengan kostum unik yang merupakan simbolik Slogan Kemerdekaan ke-71, ?Indonesia Kerja Nyata?. Hal tersebut sesuai dengan tema pawai pembangunan 2016 ini? ?Dengan Kerja Nyata Mari Kita Perkokoh Persatuan Dan Kesatuan Masyarakat DIY? Pawai yang digelar rutin ini juga diikuti perwakilan sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA di Yogyakarta. Selain itu,?pawai juga dimeriahkan juga dengan penampilan Polwan Polda DIY, Bregada Singasaren, Barongsai Panbers, Reog Manggolo Mudo, Jogja Bay, Bank BPD DIY dan Taman Pintar. Termasuk yang menjadi sorotan adalah adanya Supriyanto, kakek berusia 62 tahun dengan permainan sepatu rodanya yang lincah. Supriyanto bergabung dalam barisan Joglos (Komunitas sepatu roda Jogja) untuk mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda agar lebih giat dan semangat bekerja. Masyarakat sangat antusias menonton jalannya pawai. Hal ini dapat dilihat dari padatnya kerumunan di sepanjang Jalan Malioboro. Antusiasme penonton digenapkan dengan adanya ?hewan-hewan? dari Gembira Loka Zoo yang keluar dari kandangnya. Hewan-hewan tersebut merupakan kreasi dari kostum yang mirip dengan aslinya seperti gajah, jerapah, babi hutan, monyet, dan burung. Pawai pembangunan 2016 ini bertujuan mengajak masyarakat Yogyakarta untuk bergerak bersama memperkokoh persatuan dan kesatuan. Hal ini tidak lain adalah untuk membangun Daerah Istimewa Yogyakarta yang istimewa. (ay) |