Gubernur DIY Soroti Danais Kabupaten Sleman
Bertempat di rumah dinas Bupati Sleman, Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X menghadiri kegiatan syawalan dan silaturrahim bersama Forkompimda Sleman, DPRD Kabupaten Sleman Militer dan Sipil dan Masyarakat Kabupaten Sleman.
Pada kesempatan kali ini, Gubernur DIY hadir didampingi Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X dan pejabat di lingkungan Pemda DIY.
Sebelum menyampaikan hikmah syawalan, Sultan HB X menanggapi laporan yang disampaikan oleh Bupati Sleman, H. Sri Purnomo, M.Si. mengenai penggunaan dana keistimewaan oleh Kabupaten Sleman. Sultan menilai penggunaan danais masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari Pemerintah Pusat. Sultan mengharapkan agar setiap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) memiliki banyak kepala bagian, sehingga darisana akan didapatkan pertumbuhan dalam hal kebudayaan dan pariwisata di tingkat desa maupun kelurahan.
Gubernur DIY mencontohkan potensi wisata yang ada di Kecamatan Cangkringan, Sleman. Diketahui permasalahan utama pertumbuhan wisata disana adalah dari keterbatasan lahan parkir dan sulitnya akses jalan menuju desa wisata. Maka danais dapat dialokasikan untuk membebaskan tanah guna pemenuhan lahan parkir dan jalan akses ke desa wisata tersebut.
Beliau menambahkan bahwa danais jangan diasumsikan sebagai dana untuk pemenuhan kegiatan tarian semata. Lebih dari itu, danais dapat digunakan untuk pengembangan potensi wisata di tingkat desa/kelurahan. Dalam hal ini Disbudpar Kabupaten harus mengetahui potensi wisata yang ada di suatu daerahnya, sehingga dapat dikembangkan sebuah desa wisata disana.
Mengenai hikmah syawalan yang disampaikan oleh Gubernur DIY, Beliau mengaitkan keberadaan kampus berkualitas di Kabupaten Sleman dengan buah pemikiran dari kaum intelektual. Hal itu seharusnya menjadi sumber kearifan lokal untuk membangun suatu bangsa. Namun sayangnya banyak kaum intelektual yang melupakan konsep ?Hamemayu Hayuning Diri? guna ?Hamemayu Hayuning Bawono?.
Maka beliau mengingatkan bahwa Idul Fitri merupakan momentum kemenangan budi dan bermakna kehidupan baru. Idul Fitri menjadi semangat kultural dan rekonsiliasi politik. menggugah kefitrahan yang hakiki sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW. (anr/skm)
Perempuan Miliki Potensi Menjadi Kepala DaerahPemberdayaan kaum perempuan sebagai suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan dalam pembuatan keputusan dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan kaum laki-laki, demikian sambutan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, disampaikan oleh Pj. Sekretaris Daerah DIY, Ir. Rani Sjamsinarsi, MT pada Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan Potensial Calon Kepala Daerah, di The Sahid Rich Hotel, Yogyakarta, Senin (1/8). Lebih lanjut dikatakan, karenanya diperlukan upaya dan strategi untuk mengintegrasikan gender ke dalam arus pembangunan dengan cara menempatkan perempuan sebagai subyek pembangunan dan menghilangkan faktor kendala yang dihadapi perempuan dalam pembanguna Perempuan memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin namun kaum perempuan harus mempersiapkan diri dan harus percaya diri untuk bisa jadi calon pemimpin. Ia menyebutkan perempuan yang mampu jadi pemimpin setidaknya memiliki syarat, diantaranya berpikir visioner, inovatif, dan mampu memberikan solusi terbaik dengan mencari banyak terobosan. Termasuk ia juga harus mampu mengatur waktu buat keluarga, karier, diri sendiri dan membina kemampuan kerja tim, dan berintegritas. Seorang pemimpin agar tetap disegani rakyatnya harus mampu melaksanakan tugas dan kewenangan sesuai dengan aturan yang disepakati bersama, atau dengan kata lain pemimpin harus mengacu beberapa kaidah yang ditetapkan sebagai pedoman kepemimpinan. ?Prinsip kepemimpinan dan sikap moral pemimpin harus berbekal ilmu pengetahuan manajemen, mampu mempengaruhi seseorang atau kelompok, bekerja berdasarkan peraturan, menyejahterakan rakyat yang dipimpinnya, berperilaku bersih dan santun, serta selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya, dan selalu dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa? pungkasnya. Sementara Kepala BPPM DIY, dr Arida Oetari, M.Kes yang diwakili? oleh Kepala Bidang Pengembangan Partisipasi Perempuan, drg. Retno Normawati,M.Kes dalam laporanya mengatakan meningkatkan kapasitas politik perempuan potensial calon kepala daerah agar percaya diri dan mampu mensosialisasikan ide dan gagasanya pada calon pemilih. Menguatkan etos kerja politik perempuan potensial calon kepala daerah untuk meraih dukungan dari masyarakat calon pemilih. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) secara teknis dibantu oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY, Diikuti 40 orang Perempuan Potensial Calon Kepala Daerah, diutamakan dari unsur pimpinan ormas. Pengusaha, tokoh masyarakat dan kader politik, diselenggarakan mulai tanggal 31 Juli s/d 4 Agustus 2016. Dengan metode pelatihan kepemimpinan, Andragogi, Roll Play, Partisipatif, Diskusi, Problem Solving dan Tanya Jawab. Dengan harapan dapat meningkatkan jumlah perempuan potensial calon kepala daerah menjadi Kepala Daerah pada pemilu 2017. Hadir Asisten Deputi Keseteraan Gender (KG) Bidang Polkum dan Hankam, dengan nara sumber Deputi KG, Bupati Gunungkidul. (ip) Wakil Gubernur DIY hadiri Acara Pisah Sambut Danrem 072/PamungkasTarian Pudyastuti dari Kodim 0734/Yka menjadi pembuka acara Pisah Sambut Danrem 072/Pamungkas dari Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono kepada Kolonel Inf Fajar Setyawan, SIP. (22/7). Bertempat di Gedung Pamungkas Kotabaru, acara tersebut berlangsung meriah dan dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, Wakil Ketua DPRD DIY, Segenap anggota Forkopimda DIY, Wakil Gubernur Akmil, dan segenap tokoh agama dan masyarakat. Penggantian Komandan Korem 072/Pamungkas merupakan momentum dalam rangka dinamisasi dan kaderisasi dalam sebuah organisasi TNI. Diharapkan dengan serah terima jabatan tersebut, akan dapat bersama-sama membangun sinergi dan kerjasama yang lebih kuat dan harmonis, diantara pemimpin wilayah di DIY. Demikian disampaikan oleh Gubernur DIY dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Gubernur. Kemudian Wakil Gubernur memberikan ucapan Selamat Bertugas kepada Kol Inf Fajar Setyawan, SIP sebagai Pejabat Baru Danrem 072/Pamungkas, semoga dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya, serta selamat jalan dan terima kasih kepada pejabat lama Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono, yang selanjutnya akan mengemban tugas baru sebagai Kepala Staf Kodam Udayana. Acara diakhiri dengan pemberian cinderamata dan jabat tangan. (nier) Gendhing Kinanti Subo Prastowo Buka Acara Syawalan Gubernur di BantulMasih dalam rangkaian kegiatan syawalan,? kali ini bertempat di Pendopo Parasamya Bantul, Gubernur DIY, Hamengku Buwono X menghadiri acara syawalan dan silaturahim dengan Forkopimda, pejabat, ulama, dan tokoh masyarakat Bantul (28/7/2016). Pada kesempatan ini Gubernur DIY hadir didampingi Wakil Gubernur DIY, dan pejabat di lingkungan Pemda DIY. Ada beberapa hal yang dijadikan hikmah syawalan dan disampaikan oleh Gubernur DIY dalam sambutannya. Syawalan, silaturahim, diharapkan juga dapat menciptakan ukhuwah islamiyah guna mengeliminir potensi intoleransi, bahkan disintegrasi bangsa. Sebagaimana disampaikan Bung Karno, bahwa Indonesia adalah ?tamansari?-nya dunia, dimana semua elemen keragaman hidup berdampingan secara damai penuh toleransi, maka Bantul yang juga mengusung motto yang sama diharapkan juga dapat menjaga kondisi damai penuh toleransi lebih baik dibanding daerah lain. Demikian disampaikan oleh Gubernur DIY dalam pidato sambutannya. Beliau juga mengingatkan bahwa ditengah godaan hedonisme yang konsumeristik sekarang ini menjadi ?mulia? memang tidak mudah. Pada hakekatnya ?mulia? itu ada pada hati nurani, yang terlihat dari kadar kearifan, berani menyatakan kebenaran, dan bersikap adil. Banyak pejabat, yang disebut ?Yang Mulia? harus berurusan dengan KPK. Untuk dapat meraih kemuliaan, maka harus melakukan ?laku? terkait dengan konsep ?Hamemayu-Hayuning Diri?. Sebagai muslim dengan cara kembali pada Al Quran dan sunah Rasulullah. Maka, setelah sebulan menjalankan ibadah ramadan, dimana di bulan tersebut menjadi masa untuk seseorang mengasah nurani, di bulan Fitri ini dapat menjadikan manusia secara akal, budi dan spiritual. Acara diakhiri dengan jabat tangan dan ramah tamah. (nier) Kemah Budaya 2016Salah satu tujuan Kemah Budaya adalah sebagai ajang menjalin persabahatan. Oleh karena itu, setiap peserta diharapkan dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan bersungguh-sungguh, serta mampu membina silaturahmi antar kontingen dari masing-masing Kabupaten/Kota. Demikian amanat singkat Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, dalam Upacara Pembukaan Kemah Budaya Tingkat Penggalang dan Penegak se-DIY Tahun 2016 di Bumi Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan, Rabu (27/7) sore. Selaku Wakil Ketua Majelis Pembimbing Daerah Kwarda Gerakan Pramuka DIY, Paku Alam X juga berpesan kepada seluruh jajaran panitia, untuk selalu melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan Kemah Budaya dari tahun ke tahun, agar terus lebih baik dan berkelanjutan dari sisi penyelenggaraan. ?Kemah Budaya ini nantinya akan bermuara pada Kemah Budaya Tingkat Nasional. Marilah kita berkegiatan dengan sportif dan saling menghargai, agar dapat membawa nama baik DIY di dunia kepramukaan Indonesia?, imbuhnya. Tahun ini, Kemah Budaya Tingkat Penggalang dan Penegak se-DIY kembali digelar pada 27 ? 31 Juli 2016 di Bumi Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan, Sleman. Diikuti oleh Regu Pramuka Penggalang dan Sangga Pramuka Penegak pilihan dari masing-masing Kwartir Cabang Pramuka se-DIY, yang keseluruhan berjumlah 200 orang. Mengusung tema ?Dengan Potensi Keragaman Budaya Bangsa, Kita Wujudkan Pribadi yang Berkarakter dan Berbudi Pekerti Luhur Guna Memperkokoh Jati Diri Bangsa?, secara substansi Kemah Budaya ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta, bangga dan partisipasi aktif generasi muda dalam melestarikan budaya bangsa. Selain itu, dengan adanya berbagai macam budaya yang dapat dipelajari peserta di dalam kegiatan Kemah Budaya ini, diharapkan dapat mendorong sikap apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya Nusantara. Wakil Ketua Bidang Pembinaan Anggota Muda Kwarda DIY, Edy Wahyudi, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Kemah Budaya Tingkat Penggalang dan Penegak se-DIY Tahun 2016 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-10. Kemah Budaya merupakan kegiatan yang sarat pengalaman berharga, yang dapat dijadikan pemicu semangat dan motivasi bagi para peserta maupun panitia. Hal itu senada dengan pendapat salah seorang peserta dari Kontingen Kwarcab Sleman, Altamira Fariska Maulana, yang merasa sangat bangga dan beruntung dapat lolos seleksi mengikuti Kemah Budaya Tahun 2016 ini. Sebelum Upacara Pembukaan Kemah Budaya dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan giat prestasi, karnaval dan atraksi seni dari peserta. Masing-masing kontingen Kwarcab Kabupaten/Kota menampilkan potensi seni, adat tradisi, dan juga permainan tradisional dari daerahnya. Kemah Budaya 2016 secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur DIY, ditandai dengan pemukulan bende sebanyak 3 (tiga) kali dan penyematan tanda peserta secara simbolis. Turut hadir pada upacara pembukaan tersebut: Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, serta Direktur PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko. (rn) |