40 Persen Pelaku Ekonomi Kreatif adalah Kaum Pemuda.
Potensi ekonomi kreatif dalam? memacu pertumbuhan ekonomi sangatlah potensial, lebih ? lebih pelaku ekonomi ini 40 persen adalah kaum pemuda yang diharapkan terus meningkat dan menjadikan perekonomian DIY semakin lebih baik demikianlah? yang disampaikan oleh? Ir. Gatot Saptadi.MM Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY ?selaku Narasumber dalam Talkshow ?di Studio 1 Jojga TV, Selasa (12/04).
H.M. Jazir menjelaskan bahwa Peran generasi muda dalam pembangun ekonomi kreatif sangat potensial dalam mepercepat pertumbuhan ekonomi , hal ini terlihat banyak produk ? produk kreatif yang dihasilkan oleh para pemuda Tanah Air. Ekonomi kreatif saat ini merupakan? bagian dari supporting pertubuhan Ekonomi dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dalam melindungi produk ? produk ekonomi kreatif kaum pemuda dalam negeri diera MEA ini? pemerintah berupaya melakukan pendampingan dalam hal? persaingan kualitas sehingga produk ? produk? dalam negeri harus tampil berbeda dengan produk - produk luar, serta terus menerus melakukan pedampingan sumber daya manusianya menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Pemerintah juga tidak hanya bertumpu pada hal? memproteksi? produk saja , tetapi juga berupaya melakukan banyak aktifitas dalam memperkenalkan produk - produk keluar, sehingga? bisa dikenal di masyarakat luas.
Harapnnya masyarakat tentunya? juga harus berupaya, untuk menanamkan budaya? mencintai? produk dalam negeri, sehingga kecintaan produk dalam negeri ini akan? menumbuhkan kesadaran kecintaan produk lokal ?khusus bagi para generasi muda sebagai generasi penerus Bangsa .?kata H.M Jazir .??
Kegiatan Talkshow ini terlaksana atas kerjasama Bidang Humas Diskominfo DIY dengan JogjaTV (str/***)
Ekonomi Kreatif akan mengentaskan kemiskinanTemu wicara antar warga masyarakat Banyusumurup dengan Pemerintah Kabupaten Bantul yang di Fasilitasi oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Bidang Humas Diskominfo DIY ini bertujuan, agar apa yang menjadi cita cita warga masyarakat khususnya warga Banyusumurup yang berkecimpung di bidang Kerajian Keris bisa tersampaikan kepada Pemda Kabupaten Bantul Dialog yang menjadi Tema Keratif Ekonomi bisa mengatasi Kemiskinan ini merupakan program pemerintah untuk mengurangi warga yang masih dibawah garis kemiskinan. Kegiatan Temu Wicara kerjasama dengan TVRI Yogyakarta ini dilaksanakan Shooting atau pengambilan gambar pada Selasa(12 April2016 ) dan tayang tunda. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul Drs.Sunyoto ,HS.MMA sebagai narasumber menjelaskan bahwa Dusun Banyusumurup ini rencananya akan dijadikan Wisata Destinasi yaitu Desa Wisata dengan unggulan hasil UKM bidang Keris. Keris produk Yogyakarta khususnya dari Bantul ini di Luar Negeri sangat diminati oleh warga asing, maka peluang peluang itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat bersama pemerintah daerah, untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. MEA jangan menjadi warga? penonton di negeri sendiri akan tetapi buat kreatif? kreatif yang mengahasilkan karya invatoif, sehingga dalam bersaing di MEA tidak akan kalah,oleh Negara lain. Pembinaan bagi para pengrajin tetap akan dilakukan oleh Pemda Kabupaten Bantul melalui Perindagkop, demikian juga promosi-promosi hasil karyanya, Jadi masyarakat tidak perlu kuatir hasil karyanya tidak laku dengan cacatan hasil karya yang inovatif menyesuaikan pangsa pasar Kegiatan temu wicara ini disamping warga dusun Banyusumurup yang hadir ,juga dari Pemda Kabupaten Bantul, DPRD Kabupaten Bantul, dan? Pemda DIY Sarasehan dalam rangka Peringatan Hari KartiniMasih dalam satu rangkaian dalam rangka memperingati Hari Kartini, panitia peringatan Hari Kartini ?DIY mengelar acara sarasehan bertajuk ?Perempuan Masa Kini Yang Bangga Dan Mencintai Busana Tradisional Yogyakarta?. Bertepat di Balai Kunthi Mandala Bhakti Wanitatama Jln Laksda Adisucipto No. 88 Yogyakarta, Selasa (12/04). Titie Kartoli selaku Ketua V Panitia Peringatan Hari Kartini tahun 2016. Melaporkan bahwa Yogyakarta merupakan kota budaya yang masih kental dengan adat istiadat budaya dan pakaian tradisional yang hingga saat ini masih di pakai di lingkungan Kraton Yogyakarta. Sebagai warga masyarakat Kota Yogyakarta kita patut berbangga hati dengan kekayaan budaya dan tradisi, kita senantiasa melestarikan dan menjaga kekayaan budaya Kota Yogyakarta jangan sampai ?terpengaruh dengan budaya dari luar sehingga mencintai produk-produk dari luar negeri. Kepala BPPM DIY, dr. RA. Arida Oetami, M. Kes, menjelaskan tentang sarasehan ini merupakan bentuk penghargaan terhadap Kartini? yang berhasil mengangkat kaum perempuan menuju derajat terang benderang, tak peduli aktivitas dan status mereka saat itu, yang menjadi cita cita Kartini adalah memberi ilmu tethadap kaum perempuan supaya bisa mendiri dan sejajar dengan kaum laki laki. Perkembangan zaman pakain tradisional semakin ditinggalkan oleh masyarakat karean secara? perlahan ??warga ??mengenakan pakaian model ala barat disetiap kegiatan formal maupun non-formal. Para desainer juga tidak kehabisan akal untuk terus berinovasi mendesain pakaian khas Indonesia dalam bentuk fashion yang nantinya akan dikenalkan ke dunia luar. Setelah Indonesia mengenal pakaian modern, kebaya kini hanya bisa digunakan untuk memperingati hari-hari penting dan upacara resmi. Oleh karena itu, hendaknya pakaian warisan dari nenek moyang patut kita rawat dan kita jaga sebaik-baiknya. Dengan kita bangga berbusana daerah itu merupakan wujud kita sudah menghargai para nenek moyang kita.Sudah selayaknya kita masyarakat terutama para generasi muda mulai menanamkan rasa cinta pada pakaian tradisional sejak dini. Dalam acara serasehan juga diperkenalkan ?corak dan motif kain batik dari Puro Pakualam. Batik Puro Pakualam merupakan karya batik yang tercipta dari naskah-naskah kuno yang dibuat langsung oleh G.K.B.R.Ay.A Paku Alam X. Pakar Batik Ibu Mari Condrronegoro juga memaparkan mengenai Batik tradisional Yogyakarta mengenai fungsi dan filosofi dari batik. Batik dapat digunakan sebagai nyamping/ jarik, selendang, rangkaian upacara, daur hidup,kopohan dan sebagainya. Paduan berbusana serasi dan cerdas dipaparkan pula oleh Ibu Dwiana Saktiati Siswanto dari PAPMI memaparkan, busana dapat menunjukan (kepribadian, strata sosial, perasaan, citra diri) pemakainya, busana merupakan penutup tubuh juga sebagai alat komunikasi non verbal yang dapat menyampaikan pesan.(ptr/***) Penandatangan MOU DIY dengan ShanghaiBertempat di Gedung Willis Kepatihan Yogyakarta, siang tadi Selasa? (12/04) Gubernur DIY Hamengku Buwono X menerima? Ketua Parlemen Shanghai, Wu Zhiming beserta rombongan? untuk pelaksanaan kerjasama di tahun mendatang. Dalam kesempatan tersebut dilaksanakan penandatanganan MOU kerjasama Persahabatan DIY oleh Gubernur DIY dengan Ketua Parlemen Shanghai. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MOU Kerjasama teknis Pembentukan Rumah Persahabatan DIY-Shanghai oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan Kepala Shanghai Theater Academy. Penantanganan MOU ini merupakan tindak lanjut LOI yang pernah disepakati di Shanghai dua tahun yang lalu, dalam upaya untuk meningkatkan kerjasama antara Yogyakarta dan Shanghai. Wi Zhiming mengemukakan bahwa, Kota Shanghai dan Yogyakarta sudah melakukan hubungan kerjasama yang baik dan pernah saling mengunjungi . Sama halnya dengan Yogyakarta, Shangahi mempunyai berbagai universitas dan juga merupakan pusat kebudayaan . Kota ini sedang mengembangkan 4 center melalui perkembangan 20 tahun dan sudah menjadi pusat ekonomi , sosial, keuangan dan perdagangan. Menurut Wu kota Shanghai sudah memposisikan kota nomor satu di dunia dan di masa yang akan datang dengan kerjasama tersebut diharapkan dapat makmur bersama. Shanghai mempunyai sejarah panjang yang mungkin kurang lebih dari 5000 tahun dan Yogyakarta baru 250 tahun bisa belajar banyak kepada ?Shanghai sebagai kota budaya , pendidikan, keuangan maupun industri . Dengan demikian Yogyakarta juga mempunyai masa depan yang lebih baik , lebih terarah, namun tetap ada dinamika. ?Gubernur DIY berharap, sebagai kota pelajar, Yogyakarta tidak halangan untuk mengembangkan potensi teknologi di bidang IT semoga dengan kerjasama ini potensi tersebut dapat memberikan pertumbuhan yang lebih signifikan dalam upaya untuk tumbuhnya industri kreatif yang dikembangkan di Yogyakarta. Selain itu dengan MOU ini Sultan berharap dapat benar-benar membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Hadir dalam kesempatan tersebut hadir pula Konjen RI di Shanghai, Konjen RRT di Surabaya serta kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri RI. Pada kesempatan yang sama Gubernur DIY juga didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan DIY, Kepala Disdikpora, Kadis Pariwisata dan Kepala BKPM DIY. (teb) Sultan Lakukan Napak Tilas 10 Tahun Gempa JogjaPotrobayan, Srihardono, Pundong, Kabupaten Bantul, Kembangsongo, Trimulyo, Imogiri, Kabupaten Bantul merupakan tempat/situs yang mewarnai sejarah Kraton Yogyakarta masa lalu masa sekarang dan masa yang akan datang. Hal demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika melkukan kunjungan kerja/napak tilas 10 tahun Gempa Bumi DIY 2006 di Potrobayan, Srihardono,Pundong Bantul siang tadi (Sabtu,09/04) yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum DIY Ir. Rani Syamsinarsi, rektor UPN, Danrem 072 Pamungkas, Dan lanal, Bupati Bantul,Kepala dinas Pariwisata DIY serta Pejabat SKPD DIY maupun Kabupaten Bantul lainnya. Gubernur DIY menyatakan bahwa peristiwa gempa 10 tahun itu tidak mungkin kita lupakan, karena gempa tersebut selain membawa korban jiwa yang cukup banyak juga harus membangun kembali rumah baru warga sebanyak 173 ribu lebih, rumah yang rusak berat 101 ribu lebih dan yang rusak ringan 98 ribu lebih. Namun syukur Alkhamdzulilah dengan hanya waktu 2 tahun yaitu tahun 2008 bulan april semua bisa kita selesaikan karena masyarakat itu sendiri yang gumregah. Gumregahnya masyarakat Bantul tidak lepas dari moto/filososfi yang disampaikan Gubernur DIY ketika keliling dari desa ke desa meski waktu itu tidak mampu seluruh desa dikunjunginya . Motto tersebut tandas Sultan Hamengku Buwono X merupakan ajaran leluhur kita yang sudah kita lupakan sebagai dasar saya untuk mengangkat harkat dan martabat warga masyarakat Bantul yaitu ? kelangan bondo podo karo ora kelangan opo-opo, kelangan nyowo podho karo kelangan separo, kelangan drajad/harga diri dan martabat podho karo kelangan sak kabehe ? (kehilangan harta benda sama saja tidak kehilangan apa-apa, kehilangan nyawa sama saja kehilangan setengah, kehilangan harga diri atau martabat sama saja kehilangan segala-galanya). Terkait dengan hal tersebut dia menandaskan bahwa untuk menyelesaikan bencana kita harus gumregah dan Bangkit, kita tidak boleh mengandalkan/bergantung bantuan dari orang lain, bantuan orang lain itu kita terima dengan terima kasih dan iklhas, tetapi tidak akan menyelesaikan segalanya, yang bisa meneyelesaikan segalanya adalah dirinya sendiri. Oleh karena itu demi menjaga martabat kita harus gumregah, itu satu-satunya cara untuk membangun kebersamaan dengan warga masyarakat. Ternyata dengan moto demikian ternyata Dunia internasional mengakui bahwa penyelesaian rehabilitasi gempa paling cepat yaitu satu-satunya penanganan korban gempa di DIY. Oleh karena itu Gubernur DIY berharap masyarakat Bantul tetap selalu berhati-hati dan tetap greget untuk membangun Bantul sampai kapanpun, sebab kekuatan Jogjakarta ini pada kebersamaan ini yaitu guyup rukun, peristiwa 2006 mengembalikan kesadaran kita. Bagaimana pemahaman aspek budaya kita kebersamaan itu menjadi sesuatu yang menentukan dari keterpurukan. Sementara itu terkait dengan napak tilas yang berlangsung hari ini menurut Rektor UPN Ir.Sari Bahagiarti sebagai langkah awal untuk mengumpulkan bahan / materi pendirian musium Geologi daMusium Jogjakarta masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Srihardono Pundong Bantul dipilih menjadi salah satu obyek napak tilas menurut Rektor UPN, Pundong adalah kota tua yang memiliki pabrik gula dan stasiun kereta api, memiliki pintu air jaman Belanda, tanggul tangguh pencegah banjir tinggalan Sri Sultan HB IX serta aspek geologis berupa sesar opak dan epicentrum Gempa tahun 2006. Hal tersebut jika dipadukan menjadi paket wisata gempa, heritage , eko budaya dan penanggulangan bencana akan menjadi paket wisata yang unik dan kreatif se rta inspiratif. Sedangkan untuk Situs Kembangsongo merupakan fenomena Geologi Sesar (Patahan) di Trimulyo merupakan jejak ? jejak moyang sesar opak yang masih terekam dalam batuan gunung api yang keras(bed rock) batuan formasi yang keras dan tua. Sehingga wialayah Trimulyo termasuk wilayah Formasi semilir yang tersusun oleh litologi batu pasir tufaan lapiil. Pada stopsite tandas Sri Bahagiari ditemukan sesar aktif dimana bidangnya menerus ke lapisan soil (muka tanah). Sesar yang berkembang umumnya adalah sesar mendatar geser kekiri yang terdiri dari sesar normal left slip fault, left slip fault dan left normal slip Fault. Dalam kesempatan itu Dr.C.Pasetyadi menambahkan bahwa Napak tilas ini merupakan rangkaian menyusun paket wisata gempa,heritage dan eko buadaya. Ada 5 paket wisata menarik yang bisa diunggulkan apabila 5 obyek tersebut bisa direhabilitasi yaitu Candi Ijo,Lava Bantal, Gunungapi Nglanggeran, di Gunungkidul, Gua Kiskendo,di Kulonprogo, Bekas Tambang Mangaan, Kliripan,Kokap Kulonprogo.Lanjut Prasetyadi apa bila kita mampu merehabilitasi terowongan bekas tambang Kliripan kita akan mempunyai wisata terowongan seperti Malaysia dan akan menjadi obyek wisata unggulan masa depan DIY. Dibagian lain dalam kunjungannya napak tilas di Trimulyo Bantul Gubernur DIY mengharapkan kepada Pemda Kabupaten Bantul atau instansi terkait untuk menyelamatkan situs Kembangsongo akibat dari kerusakan penambangan batu yang berlangsung di wilayah itu ? lokasi ini harus dilindungi/diselamatkan agar bisa untuk penelitian para mahasiswa ? tandas Sultan. Dalam kunjungannya di Pundong Gubernur DIY berkesempatan menandatanagani Prasasti an menerima kenang-kenangan sebuah Foto Kunjungan Sri Sultan HB X seusai terjadi Gempa 2006 di Bantul oleh warga yang sempat mengabadikannya.(Krn)) |