KOMISI D DPRD JAWA TIMUR KE DIY
Asisten Administrasi Umum Sekda DIY, Dra Kristiana Swasti, M.Si? mewakili Gubernur DIY menerima rombongan kunjungan kerja Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur Bersama Dinas PU Pengairan Jawa Timur dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Gedung Unit VIII, Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/02).
Rombongan yang dipimpin oleh Drs. H. Eddy Paripurna, M.Si ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur mengadakan kujungan untuk mengetahui sejauh mana proses Raperda berbasis budaya berkaitan dengan aliran sungai yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang nantinya bisa menjadi acuan untuk mempersiapkan Komisi D DPRD Jawa Timur untuk membuat Raperda penataan dan pengelolaan daerah aliran sungai di JawaTimur.
Dalam Kesempatan ini Gubernur DIY, antara lain menyampaikan bahwa daerah aliran sungai memiliki kesatuan ekosistem hidrologi, yang didalamnya terdapat keterkaitan dari hulu kehilir dan berbagai sumberdaya alam yang saling mempengaruhi. Kurangnya kesinergian dalam pengelolan DAS akan menimbulkan banjir, tanah longsor, erosi, sedimentasi, dan kekeringan yang mengakibatkan terganggunya perekonomian dan tata kehidupan masyarakat.? Oleh karena itu daya dukung DAS harus di tingkatkan secara terpadu dan terkoordinir dengan melibatkan istansi terkait dan masyarakat. Agar pengelolan DAS perjalan dengan baik maka perlu disusun suatu perda tentang pengelolan DAS yang berbasis budaya pada wilayah setempat, guna untuk mengurus dan mengatur DAS di daerah tersebut secara serasi, seimbang, dan berkelanjutan.
Acara dilanjukan dengan paparan materi tentang raperda penataan dan pengelolaan DAS, hal tersebut agar DPRD komisi D Jawa Timur bisa mendapatkan informasi yang jelas dan glambang, sehingga hasil kunjungan ini bisa menjadi bahan pertimbangan saat membuat Raperda di Jawa Timur. (sty/***)
Tahun Baru ImlekPerayaan tahun baru Imlek di Yogjakarta, yang diperingati oleh warga Tionghoua ??diselenggarakan di Grand Pasific, Senin (15/02). Acara yang dihadiri oleh Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya, Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya, dalam sambutannya? menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada seluruh warga masyarakat? Tionghoua khususnya yang ada di Yogyakarta. Karena Yogyakarta terkenal sebagai kota bersejarah dan berbudaya Indonesia, juga sebagai pusat kebudayaan Jawa. Kedatangan konsulat Jendral Tiongkok ?upaya untuk memperdalam serta saling memahami budaya masing masing, diharapkan bisa melaksanakan? pertukaran kebudayaan kedua negara.??ungkapnya? Pedana Menteri Tionghoa pernah bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yoyakarta, dan berkunjung ke ISI (Institut Seni Indonesia) untuk ??menyaksikan kebudayaan ?Yogyakarta . Keduanya memiliki hubungan persahabatan yang erat dengan Sanghai Tiongkok, dengan Pemda DIY . Gubernur DIY dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Sekda DIY Sulistiyo.SH,CN, ?menyampaikan bahwa tahun baru Implek merupakan tahun dimana kita harus melakukan introspeksi atas segala hal yang telah kita lakukan dalam 1 tahun terakhir, agar dapat menjalani hidup lebih baik lagi di tahun mendatang. Kami disini juga mengingatkan kepada warga masyarakat, agar meningkatkan serta menjaga tali silaturahim rasa persaudaraan dengan tidak adanya perbedaan etnis antara Warga Tionghuoa. Bila kita dapat mempersatu hal tersebut niscaya kedamaian akan terwujud. Persatuan sangat penting untuk? ?menghadapi tantang besar, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Jika ?bersatu, maka? kita mampu mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera dan maju, tali persaudaraan antara warga asli dan pendatang khususnya tionghua akan bisa merajut kebhinekaan. Selamat tahun baru implek? semoga bahagia dan sejahtera selalu dan ?membawa keberkahan dan keberuntungan bagi yang merayakan.(ftr.sty/***) Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan DIYKe Ada dua hal dalam merespon Masyarakat ekonomi ASEAN menurut Gubernur DIY, yaitu : peningkatan kemampuan UMKM dan penguatan sektor ekonomi unggulan? sebagai traffing Post perekonomian DIY. Yang kedua adalah mendorong pemanfaatan jasa keuangan untuk pembiayaan jangka panjang korporasi khususnya dalam pembangunan infrastruktur transportasi, industri dan pariwisata beserta pendukungnya. Sementara itu Kepala Kantor OJK DIY, Fauzi Nugroho dalam kesempatan itu mengemukakan bahwa, Otoritas jasa Keuangan telah merampungkan penyusunan? Master Plan sektor Jasa Keuangan Indonesia 2015 ? 2019. Ada tiga pilar penting untuk meletakkan peran Sektor Jasa Keuangan (SJK) dalam menjawab kebutuhan pembangunan ekonomi saat ini dan sekaligus menjadi platform bagi penguatan sektor jasa keuangan ke depan. Menurut Fauzi platform pertama adalah peran sekrtor jasa keuangan akan dioptimalkan dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Yang kedua adalah stabilitas sistem keuangan harus dijaga sebagai landasan bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan peran sektor jasa keuangan akan diarahkan untuk mendorong terwujudnya kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan ekonomi. Di tahun 2015 OJK DIY telah menlaunching 4 Budaya Kerja yang terdiri dari SEKATEN, BESKAP, Malioboro, Keraton, Beringharjo dan di tahun 2016 ini disempurnakan dengan tambahan 1 budaya kerja PARANGTRITIS (Panggih Rapat ingKang Trapsila lan tiTIS) yang mencerminkan budaya rapat yang saling menghargai pendapat, tepat waktu dan tepat sasaran. Terkait dengan filosofi garis imajiner Merapi dan Keraton merupakan budaya kerja yang sudah diterapkan sebelumnya, yaitu Melayani Ora pilah-pilih dan Kegiatan Rapat Tanpo Orolan Ngalor Ngidul, yang berarti memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh stakeholders serta melaksanakan kegiatan sesuai agenda. Adapun tema dalam pertemuan Tahunan OJK ?kali ini adalah : ?Mendorong pertumbuhan dan meningkatkan Daya Saing Dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN ?. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY bekerjasama dengan OJK DIY dihadiri oleh unsur Forkorpimda DIY, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan DIY serta tamu undangan. (teb) Kunjungan Kerja Pansus DPRD Sumut ke DIYAsisten Administrasi Umum Setda DIY, Dra Kristiana Swasti, MSi mewakili Gubernur DIY menerima rombongan kunjungan kerja pansus Aset DPRD Provinsi Sumatera Utara di Gedung Pracimasono, Kepatihan Yogyakarta, Rabu (10/02). Rombongan yang dipimpin oleh H Muhammad Affan SS dan didampingi Biro Umum dan Biro Perlengkapan dan Pengelola Aset Setda Provinsi Sumatra Utara bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai sistim pengelolaan dan penataan aset milik Pemerintah Provinsi DIY serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penataan dan pengelolaan aset-aset Pemerintah Provinsi DIY. Dalam kesempatan tersebut Gubernur DIY, antara lain menyampaikan bahwa pengelolaan aset daerah diperlukan bagi setiap Pemda untuk newujudkan penyelenggaraan pemerintah yang mengarah pada Good Governance. Dan dalam pengelolaannya, barang atau aset daerah berada pada Kepala Daerah. Dengan SDM yang berkualitas maka penerapan pengelolaan Barang milik Daerah dapat dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah dan untuk memperoleh data barang daerah yang benar, akurat serta bisa dipertanggung jawabkan, maka harus dilakukan verifikasi, klasifikasi dan penilaian barang milik daerah. Hal itu ditetapkan dengan Surat keputusan Gubernur DIY tentang Hasil Verifikasi, Kalsifikasi dan Penilai Barang Milik Daerah, meliputi Buku Induk Inventaris Barang Milik Daerah DIY yang menggambarkan jumlah barang milik daerah dan laporan hasil verifikasi, klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah per SKPD. Rombongan yang berjumlah 31 orang tersebut setelah ke DIY akan melanjutkan kunjungannya k eProvinsi Jawa Barat dan akhirnya akan kembali ke Medan nanti pada Sabtu depan (13/02). Turut mendampingi dalam penerimaan kunjungan ini adalah dari DPPKA yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Barang Daerah, Adi Nugroho serta dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Budi Nurwati serta Sarjuni dari Biro UHP Setda DIY. (teb) Konsumsi Makan Ikan Masyarakat Di DIYTingkat konsumsi ikan di DIY dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun? saat ini masih dibawah rata-rata perkapita/tahun nasional yang telah mencapai 38,78 kg/perkapita/tahun. Sedangkan DIY ?pada tahun 2012 tingkat konsumsi 14,54 kg/kapita/tahun, tahun 2013? naik menjadi 21,71 kg/kpt/tahun dan tahun 2014 naik sedikit menjadi 21,74 kg/kpt/tahun.Bahkan tertinggal jauh dengan Negara lain seperti Jepang yang saat ini yang telah mencapai 100 kg/kpt/th. Hal demikian disampaikan Kabid Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY? Suwarman Partosuwiryo, A.Pi., M.M mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan pada Forum Koordinasi Forum Peningkatan Gemar Makan Ikan (FORIKAN) se DIY kerjasama dengan Tim Penggerak PKK DIY siang tadi (Kamis,04/2) di Ruang Gurami Dislautkan, Sagan, Yogyakarta. Menurut Kabid Perikanan Dislautkan DIY Peningkatan konsumsi makan ikan juga diimbangi naiknya produksi perikanan Budidaya yang tahun 2015 ini mencapai 67.000 ton dan perikanan tangkap 5.560 ton dan menjadikan DIY tertinggi tingkat konsumsi lele, lucunya peringkatnya masih terendah tingkat konsumsi ikannya. Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya Forikan ini mampu mencari akar permasalahan ?sekaligus pemecahannya bagaimana solusinya. Karena tanpa kerja keras kita semua termasuk di dalamnya Forikan ?yang didukung masyarakat? sulit terwujud, tandas Suwarman Sementara itu Kepala Bidang Bina Usaha Perikanan Dislautkan DIY Ir.?Bayu Mukti Sasongka, M.Si menyatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Dislautkan DIY untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di DIY seperti kampanye Gemarikan, Sosialisasi, lomba-lomba masak ikan dan lain-lain. Adapun sasaran sosialisasi konsumenpun kita petakan sebagai berikut sasaran strata atas 12 %, sasaran konsumen menengah 47 % dan sasaran konasumen bawah 41 %. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun? kesadaran gizi individu dan kolektif masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan (mencegah MTGH), meningkatkan demand atau permintaan atas produk perikanan sehingga diharapkan berimplikasi pada peningkatan konsumsi ikan nasional serta untuk meningkatkan asupan gizi yang berasal dari ikan. Promosi gemar makan ini? secara terus menerus dilakukan, menurut Bayu Mukti Sasongko sebagai salah satu investasi pemerintah melalui SDM nya. Karena investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran? kemiskinan dan meningkatkan PDB Negara 2 hingga 3 % pertahun. Dikatakan Kabid Bina Usaha bahwa investasi $ 1 (satu dollar) pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $ 30 (tiga puluh dollar) dalam peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi. Mengakhiri paparannya Bayu Mukti Sasongko mengatakan bahwa The Copenhagen Concensus 2012 : Para? ekonomi dunia mengidentifikasi cara paling cerdas mengalokasikan uang untuk menghadapi 10 tantangan utama dunia adalah Investasi? untuk perbaikan status gizi penduduk. Forum Koordinasi Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) yang diselenggarakan sehari dipimpin Ketua Harian FORIKAN DIY Ir. Hj. Asiantini sekaligus mengharapkan agar Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman segera membentuk FORIKAN menyusul? 3 kabupaten/Kota se DIY yang telah lebih dulu membentuk Forikan. Dengan demikian FORIKAN DIY dapat bekerja maksimal membantu pemerintah menyiapkan SDM generasi masa depan cerdas mampu memilah dan memilih karena? asupan gizi yang seimbang dengan konsaumsi ikan.(krn) |